BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan
belajar sangat besar pengaruhnya terhadap nilai siswa SMA Negeri 1 Amlapura,
khususnya siswa kelas XI IPA 2. Hal ini dikarenakan bimbingan belajar dapat
membantu proses pempelajaran siswa, karena waktu belajar siswa di sekolah
sangat singkat. Selain itu, waktu belajar di sekolah juga kurang efektif karena
banyaknya libur Hari Raya dan lain sebagainya.
Bimbingan
belajar biasanya didapatkan di sekolah melalui guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Selain tiu bimbingan belajar bisa juga didapatkan dirumah melalui
guru privat.
Bimbingan
belajar secara tidak langsug dapat mempengaruhi nilai siswa, seperti siswa
lebih mampu memahami pelajaran di sekolah yag sebelumnya kurang dimengerti oleh
siswa. Sehinngga siswa mengerjakan tugas atau ulangan dengan mudah dan dapat
meningkatkan nilai. Oleh karena itu, dalam makalah ini dipaparkan bahwa
bimbingan belajar dapat mempengaruhi nilai siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, masalah dapat dirumuskan seperti sebagai berikut ini.
1. Apakah
yang dimaksud dengan bimbingan ?
2. Apa
pengaruh bimbingan belajar terhadap nilai siswa SMA Negeri 1 Amlapura khususnya
kelas XI IPA 2 ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian sebagai
berikut ini.
1. Mendeskripsikan
maksud bimbingan belajar.
2. Mendeskripsikan
pengaruh bimbingan belajar terhadap nilai siswa SMA Negeri 1 Amlapura khususnya
kelas XI IPA 2.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Untuk
orang tua, penelitian ini dapat dijadikan tambahan masukan guna meningkatkan
prestasi belajar anak.
2. Untuk
peneliti, penelitian dapat dijadikan cakrawala ilmu pengetahuan penulis dalam
berkarya khasanah ilmu pengetahuan, disamping sebagai pengalaman yang dapat
berguna sebagai bekal apabila ingin berkecimpung didalam lingkungan penelitian.
Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap
prestasi belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan Belajar
Menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional
tahun 1989, pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan
latihan. Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara
umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai,
membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Sedangkan makna
bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu
mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan
pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan
potensi-potensi yang dimiliki siswa. ( Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 233)
Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 82)
Bimbingan dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik
dalam rangka mencapai perkembangannya yang lebih optimal.
Menurut Rochman Natawidjaja dalam bukunya Syamsu
Yusuf (2005: 6) Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan
dapat membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai
makhluk sosial.
Menurut Moh. Surya dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi
(2002: 20) Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus
dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan
yang optimal dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Maka dapat diambil kesimpulan dari beberapa definisi
bimbingan sebagai berikut:
1.
Bimbingan merupakan suatu proses
yang berkesinambungan sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis,
berencana, terus-menerus dan terarah kepada tujuan tertentu. Dengan demikian
kegiatan bimbingan bukanlah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan,
insidental, sewaktu-waktu tidak sengaja atau kegiatan yang asal-asalan.
2.
Bimbingan merupakan proses membantu
individu. Dengan menggunakan kata membantu berarti dalam kegiatan
bimbingan tidak adanya unsur paksaan. Dalam kegiatan bimbingan, pembimbing tidak
memaksa individu untuk menuju kesuatu tujuan yang ditetapkan oleh pembimbing,
melainkan pembimbing membantu mengarahkan klien kearah suatu tujuan yang telah
ditetapkan bersama-sama, sehingga klien dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal. Dengan demikian dalam kegiatan bimbingan dibutuhkan
kerjasama yang demokratis antara pembimbing dengan kliennya.
3.
Bahwa bantuan diberikan kepada setiap
individu yang memerlukannya didalam proses perkembanganya. Hal ini mengandung
arti bahwa bimbingan memberikan bantuannya kepada setiap individu, baik
anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua
4.
Bahwa bantuan yang diberikan melalui
pelayanan bimbingan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara
optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Menurut Abin Syamsuddin Mahmu, (2002: 157). Belajar
adalah konsep belajar yang menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku
yang menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku pribadi seseorang
berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Menurut Slameto, (2003: 2). Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2002: 141). Belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Thursan Hakim, (2000: 1). Belajar adalah
suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir dan kemampuan.
Menurut Nasution, (1982: 38). Belajar adalah
perubahan pengetahuan. Ungkapan
diatas cenderung menyatukan hasil dari aktivitas belajar sehingga orang yang
belajar mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh menjadi
pintar, dari tidak pengalaman menjadi berpengalaman dan lain sebagainya. Si
anak didik itu berubah dan berkembang karena pengaruh-pengaruh yang didapatkan
oleh apa yang dilihatnya, apa yang didengar dan apa yang diajarkan oleh para
guru kepada para anak didik sepanjang masa-masa belajar disekolah. Pada
kenyataannya batasan inilah yang paling banyak dianut disekolah, dimana guru
berusaha memberikan pengaruh ilmu sebanyak mungkin dan siswa giat mengumpulkannya. Sehingga
kecenderungan keberhasilan belajar maka lebih ditekankan pada nilai-nilai
(angka) dari hasil evaluasi dengan nilai tertinggi semata.
Dari beberapa pengertian belajar diatas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
- Belajar
adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan individu secara sadar untuk
memenuhi kebutuhan dirinya.
- Belajar
sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.
- Hasil dari belajar itu ditandai dengan perubahan
seluruh aspek tingkah laku yaitu aspek kebiasaan, pengalaman dan sikap.
- Belajar
itu merupakan bentuk pengalaman.
Dengan demikian bimbingan belajar dapat diartikan
sebagai proses pemberian bantuan dari guru atau guru pembimbing kepada siswa
agar terhindar dari kesulitan belajar, yang mungkin muncul selama proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut Abu Ahmadi, (1991: 111). Bimbingan belajar
adalah suatu proses pemberian bantuan terus-menerus dan sistematis kepada
individu atau peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya yang
kaitannya dengan kegiatan belajar. Adapun prifat atau bimbingan individu
menunjukkan usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik
secara perorangan agar dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
Sedangkan belajar kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk membahas suatu materi dalam pelajaran yang sedang
dihadapinya.
B.
Pengaruh
Bimbingan Belajar terhadap Nilai Siswa.
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya
dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang
dapat cepat menangkap apa yang dipelajari dan terkadang juga teramat sulit.
Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi juga terkadang sulit untuk
mengadakan konsentrasi. Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral
dari keseluruhan program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar
sehingga dapat diartikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah merupakan
tujuan yang ingin dicapai bimbingan. Yang membedakan diantara keduanya ialah
jenis kegiatannya, pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang
penekanannya pada usaha-usaha kognitif,afektif dan psikomorik, sedangkan
bimbingan terletak pada membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial
psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga
memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru
pembimbing. Alasan yang lain adalah siswa sebagai subjek didik merupakan
pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Hal inilah yang menyebabkan
perbedaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
Sehingga muncul wacana mengenai bimbingan belajar. Belajar sering dikaitkan dengan pendidikan
yang ada disekolah. Pendidikan disekolah merupakan jenis pendidikan formal yang
sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya termasuk ke dalamnya
ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi,
dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
Semakin adanya perkembangan zaman menuntut kurikulum mata pelajaran bertambah
banyak namun hal tersebut tidak diikuti dengan adanya tambahan jam belajar. Hal
ini menyebabkan banyak siswa yang merasa bahwa ia tidak dapat mengikuti setiap
pembelajaran yang ada. Karena materi pembelajaran yang luas, sehingga siswa
mengharapkan adanya tambahan jam belajar. Karena adanya beberapa kendala tidak
setiap sekolah terdapat jam tambahan pelajaran. Oleh karena itu siswa memilih
untuk mengikuti jam tambahan belajar yang diadakan oleh sekolah . Selain itu
ada juga bimbingan belajar yang bisa didapat di luar sehingga banyak
bermunculan lembaga bimbingan belajar. Menjamurnya bimbingan belajar membuat masyarakat seakan sudah tidak
asing lagi dengan adanya lembaga bimbingan belajar. Bahkan kini banyak
masyarakat yang berpandangan bahwa bimbingan belajar perlu diikuti demi peningkatan prestasi
belajar siswa. Bimbingan belajar dapat dikatakan sebagai tambahan belajar, dimana
siswa mendapatkan intensitas belajar yang lebih. Sebab tidak hanya disekolah
saja ia mendapatkan pembelajaran namun di tempat bimbingan belajar pula. Dengan
adanya bimbingan belajar maka akan mempengaruhi nilai siswa yang secara
otomatis juga akan mempengaruhi tingkat prestasi siswa. Dosen Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling di SD, Drs. Zaenal Abidin, M.Pd di kelas V-PGMI pada
hari Kamis tanggal 26 November 2009 menjelaskan tentang manfaat layanan
bimbingan belajar bagi siswa, yaitu:
a.
Siswa
dapat meningkatkan partisipasi dalam belajar.
b.
Siswa
memiliki kesadaran untuk meningkatkan prestasinya.
c.
Siswa
setidaknya dapat meningkatkan variasi belajarnya.
d.
Siswa
dapat mengidentifikasi berbagai kesulitan belajar.
e.
Siswa
memiliki kemandirian untuk memecahkan masalah.
Dari beberapa
manfaat layanan bimbingan belajar diatas, nampak amat jelas bahwa peran layanan
bimbingan belajar sangat diperlukan guna kelancaran proses kegiatan belajar
dikelas. Karena dengan adanya layanan bimbingan belajar siswa dapat melakukan
lima hal diatas, dengan begitu guru mata pelajaran atau guru praktik tidak akan
merasa kesulitan dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Dengan
begitu hasil yang diperoleh dari proses belajarpun akan dapat mencapai angka
yang maksimal.
Di dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah, jika ada salah satu saja siswa mengalami kesulitan
dalam belajar maka, guru mata pelajaran akan terus mengulang materi yang sama
sampai anak tersebut banar-benar memahami materi tersebut. Dengan begitu
kegiatan belajar akan menyita waktu yang lama, padahal siswa yang lain sudah
bosan dengan materi tersebut. Siswa yang mengalami masalah itu dapat dibimbing
melalui layanan bimbingan belajar. Dengan begitu siswa yang bermasalah tersebut
tidak akan mengganggu proses kegiatan belajar. Kegiatan belajarpun akan berjalan
dengan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun. Karena hambatan-hambatan yang
dapat mengganggu proses belajar telah diselesaikan oleh layanan bimbingan
belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, terkait
dengan pengaruh bimbingan belajar terhadap nilai siswa SMA Negeri 1 Amlapura,
maka dapat simpula dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bimbingan belajar adalah
sebagai proses pemberian bantuan dari guru atau guru pembimbing kepada siswa
agar terhindar dari kesulitan belajar, yang mungkin muncul selama proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Pengaruh bimbingan belajar terhadap nilai
siswa sangat berdampak positif, karena dengan adanya bimbingan belajar, siswa yang mengalami kesulitan maka siswa yang
mengalami masalah tersebut dapat dibimbing melalui layanan bimbingan belajar.
B. Saran
Berdasarkan bahasa tersebut, saran penulis terhadap
pengaruh bimbingan belajar terhadap nilai belajar siswa, yaitu :
1. Bagi
siswa, hendaknya terus berusaha untuk
meningkatkan prestasi belajar dengan cara lebih aktif dalam belajar baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
2. Bagi
Lembaga Bimbingan Belajar supaya dalam memberikan tambahan pelajaran lebih
menyesuaikan dengan kondisi pelajaran disekolah supaya siswa yang mengikuti
bimbingan belajar semakin giat dalam belajar. Bimbingan belajarjuga merupakan
salah satu sarana agar siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar, sehingga
siswa akan dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik
Daftar Pustaka
Dewa Ketut Sukardi. 2002. Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nasution.
1982. Didaktis Azas-azas Mengajar. Bandung: Jemmars.
Slameto. 1995.
Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
Thursan
Hakim. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Prayitno.1999.Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling. Rineka Cipta, Jakarta
,afektif dan psikomorik, sedangkan
bimbingan terletak pada membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial
psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga
memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru
pembimbing. Alasan yang lain adalah siswa sebagai subjek didik merupakan
pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Hal inilah yang menyebabkan
perbedaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
Sehingga muncul wacana mengenai bimbingan belajar.
Bimbingan belajar memang diperlukan bagi beberapa siswa, namun jangan sampai membebankan anak. Pilihan mana yang sekiranya menjadi talentanya itulah yang seharusnya mendapat tambahan bimbingan, bukan apa yang menjadi kekurangannya. Pada keyataannya orang tua takut dan kemudian membarikan bimbingan belajar pada mata pelajaran yang kurang baik nilainya, karena takut tidak lulus. Namun jika hal kedua yang dilakukan maka si anak tidak akan menjadi lebih pandai.
BalasHapusKetika bimbel diberikan pada siswa yang menunjukkan bakat terhadap salah satu mata pelajaran, maka ini akan menjadi spesialisasi dan benar benar ahli nantinya.