Rabu, 20 Mei 2015

PILIHAN KATA (DIKSI)



BAHASA INDONESIA
DIKSI (PILIHAN KATA)
                                 NAMA KELOMPOK I KELAS IA :
*      LUH MAHARTINI                                               NIM.1413021001
*      NI MADE EVI PRACINTIA                              NIM.1413021004
*      I KADEK ARISUJARNATA                               NIM.1413021013
*      SITI NUR HIDAYAH                                          NIM.1413021017
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014


PRAKATA
Om Swastyastu,
        Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya makalah dari mata kuliah Bahasa Indonesia dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Diksi (Pilihan Kata)”.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari  sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Walaupun jauh dari sempurna, penulis tetap berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, dan tak lupa penulis mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan dalam makalah ini.
Om Santhi, Santhi, Santhi, Om.

                                                                                                Singaraja, Oktober 2014

                                                                                                                                                                                                                                                            Penulis
             


i
DAFTAR ISI

PRAKATA…………………………………………………………………            i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….            ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….                       1
1.1     Latar Belakang…………………………………………………            1
1.2     Rumusan Masalah………………………………………………           2
1.3     Tujuan………………………………………………………….             2
1.4     Manfaat………………………………………………………...             2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..             3
2.1     Pengertian Diksi (Pilihan Kata)………………………………..             3
2.2     Bagian-Bagian Aspek Kata…………………………………….            5
2.3     Ketepatan Pemilihan Kata……………………………………..             5
2.4     Kesesuaian Pilihan Kata……………………………………….             8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………          12
3.1     Simpulan……………………………………………………….           12
3.2     Saran……………………………………………………………          12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….         13



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya  penggunaan bahasa,  terutama  dalam tata cara  pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering  mengalami  kesalahan  dalam  penggunaan  kata, frasa, paragraf, dan wacana.
 Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik mengenai penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin  vital, terutama  untuk  menghindari   kesalapahaman  dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi) memengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai pengertian diksi, bagian-bagian aspek kata,  ketepatan pemilihan kata, dan kesesuaian pilihan kata.

1.2 Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.      Apa pengertian diksi (pilihan kata)?
2.      Apa bagian-bagian dari aspek kata?
3.      Bagaimana ketepatan pemilihan kata?
4.      Bagaimana kesesuaian pilihan kata?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai penulis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui pengertian diksi (pilihan kata).
2.         Untuk mengetahui bagian-bagian dari aspek kata.
3.         Untuk mengetahui ketepatan pemilihan kata.
4.         Untuk mengetahui kesesuaian pilihan kata.
1.4 Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang dapat  menambah wawasan mengenai pengertian diksi (pilihan kata), bagian-bagian aspek kata, ketepatan pemilihan kata, dan kesesuaian pilihan kata.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi (Pilihan Kata)
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Pilihan kata atau diksi pada dasarnya merupakan hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana.
Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Yolanda, 2013). Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa. Berikut beberapa pengertian diksi menurut beberapa ahli :
1.      Diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. (Enre dalam Hendryanoor, 2012)  
2.      Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar. (Widyamartaya dalam Hendryanoor, 2012)
3.      Tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut. (Keraf dalam Hendryanoor, 2012)
a.          Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
b.         Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c.          Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
            Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya. Diksi berfungsi sebagai pembentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat, menciptakan komunikasi yang baik dan benar, mencegah perbedaan penafsiran, mencegah salah pemahaman, dan mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

2.2 Bagian-Bagian Aspek Kata
            Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk merupakan sesuatu yang dapat diinderai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan bentuk. Apabila ada seseorang berteriak ‘banjir!’ dalam pikiran kita timbul reaksi karena kita mengetahuai arti kata tersebut. Karena  itu,  pikiran  kita  akan menyatakan  ada  gerakan  air  deras,  besar, dan meluas secara tiba-tiba. Jadi, yang dimaksud bentuk adalah semacam kata  banjir,  sedangkan  makna  adalah  reaksi  yang  timbul  dalam  pikiran kita. Reaksi  tersebut  tentu akan berbeda–beda pada  setiap orang. Hal  ini bergantung pada tingkat pemahaman setiap orang akan bentuk dan makna suatu kata.
            Untuk memahami kata, kita harus mengetahui  bentuk dan makna kata  itu  sekaligus.  Pemahaman  terhadap  salah  satu  aspek  saja   tidak menjamin pemahaman terhadap kata. Seseorang yang mengetahui bentuk atau  rupa  suatu benda  belum  tentu mengetahui  namanya. Demikian pula halnya,  seseorang  yang  mengetahui  namanya  saja  belum  tentu mengetahui bentuk atau rupa benda itu. Jadi, pemahaman terhadap bentuk dan makna kata merupakan syarat bagi pemahaman terhadap kata.

2.3  Ketepatan Pemilihan Kata
            Bahasa  sebagai  alat  komunikasi  berfungsi  untuk  menyampaikan gagasan  atau  ide  pembicara  kepada  pendengar  atau  penulis  kepada pembaca. Pendengar atau pembaca akan dapat menerima gagasan atau ide yang  disampaikan  pembicara  atau  penulis  apabila  pilihan  kata   yang mengandung  gagasan  dimaksud  tepat. Pilihan  kata  yang  tidak  tepat  dari pembicara  atau  penulis  dapat  mengakibatkan  gagasan  atau  ide  yang disampaikannya  tidak  dapat  diterima  dengan  baik  oleh  pendengar  atau pembaca. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan hal–hal berikut: kata bermakna denotatif dan konotatif, kata bersinonim, kata umum dan kata khusus, dan kata yang mengalami perubahan makna.          
2.3.1        Kata Bermakna Denotatif dan Konotatif
            Makna denotatif adalah makna  yang  menunjukkan  adanya hubungan  konsep  dengan  kenyataan. Makna  ini merupakan makna  yang lugas,  makna  apa  adanya.  Makna   ini  bukan  makna  kiasan  atau perumpamaan. Sebaliknya, makna konotatif atau asosiatif muncul akibat asosiasi perasaan atau pengalaman kita terhadap apa yang diucapkan atau apa  yang  didengar.  Makna  konotatif  dapat  muncul  di  samping  makna denotatif suatu kata.
            Dalam  bahasa  tulisan  ragam  ilmiah  dan  formal  yang  harus  kita  gunakan  adalah  kata-kata  denotatif  agar  keobjektifan  bisa  tercapai  dan mudah dipahami tanpa adanya asosiasi. Hal  ini perlu diperhatikan karena apabila  terdapat  kata  asosiatif,  pemahaman  pembaca  atau  pendengar sangat  subjektif  dan  berlainan. Kita bandingkan kata perempuan, pandai dan bunga dalam kalimat berikut.
1)      a.   Perempuan itu ibu saya.
b.      Ah, dasar perempuan.
2)      a.   Saudara  saya  termasuk orang pandai dalam memotivasi orang   lain untuk berpikir positif.
b.      Karena  keyakinannya,  barang  yang  hilang  itu  ditanyakan  kepada orang pandai yang tinggal di sebuah kota. 
3)      a.   Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi.
b.      Sinta adalah bunga desa di kampungnya.     

2.3.2        Kata Bersinonim
            Kata  bersinonim  adalah  kata  yang  memiliki  makna  yang  sama atau hampir sama. Banyak kata bersinonim yang berdenotasi sama, tetapi konotasinya  berbeda.  Akibatnya,  kata-kata  yang  bersinonim  itu  dalam pemakaiannya  tidak  sepenuhnya dapat  saling  menggantikan.  Kata-kata mati,  meninggal,  wafat,  gugur,  mangkat,  mampus,   dan  berpulang memiliki makna denotasi yang sama, yaitu nyawa lepas dari raga, tetapi makna konotasinya  berbeda. Relakah Saudara kepada orang yang  sangat Saudara  hormati  dan  Saudara  cintai  mengatakan  Dia  telah  mampus kemarin,  sebaliknya  kepada  binatang  Saudara  mengatakan Kambing  itu telah wafat kemarin. Dengan  contoh  tadi  jelaslah  bagi  kita  bahwa  kata  dapat  memiliki kekhususan  dalam  pemakaiannya  walaupun  kata  yang  digunakan memiliki makna denotasi yang sama
2.3.3        Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus
            Dalam  bahasa  sehari–hari kita  sering mendengar  atau membaca kata yang bermakna kabur akibat kandungan maknanya terlalu luas. Kata seperti  itu  sering mengganggu kelancaran  dalam  berkomunikasi. Karena itu, agar komunikasi berlangsung dengan baik, kita harus dengan cermat menggunakan  kata  yang  bermakna  umum  dan  bermakna  khusus  secara tepat.  Jika  tidak,  komunikasi  terhambat  dan  kesalahpahaman  mungkin muncul.
            Kata  bermakna  umum  mencakup  kata  bermakna  khusus.  Kata bermakna umum dapat menjadi kata bermakna khusus  jika dibatasi. Kata bermakna umum digunakan dalam mengungkapkan gagasan yang bersifat umum,  sedangkan  kata  bermakna khusus  digunakan  untuk  menyatakan gagasan yang bersifat khusus atau terbatas.
Contoh :
1.      Dia memiliki kendaraan.
2.      Dia memiliki mobil.
3.      Dia memiliki sedan.
            Kata  sedan  dirasakan  lebih  khusus  daripada  kata  mobil.  Kata mobil  lebih  khusus  daripada  kata  kendaraan.  Demikian  pula  halnya dalam kata beruntun ini binatang, binatang peliharaan, kucing.
2.3.4        Kata yang Mengalami Perubahan Makna
            Sejarah  perkembangan  kehidupan  manusia  dapat  memengaruhi sejarah perkembangan makna kata. Dalam  bahasa  Indonesia,  juga dalam bahasa  lain, terdapat kata yang mengalami penyempitan makna, peluasan makna, perubahan makna. Kata  sarjana  dan  pendeta  merupakan  contoh  kata  yang mengalami  penyempitan  makna.  Kata  sarjana  semula  digunakan  untuk menyebut semua cendekiawan. Kini kata tersebut hanya digunakan untuk cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi. Kata  pendeta  semula  memiliki  arti  orang  yang  berilmu,  kini  hanya  digunakan untuk menyebut guru atau pemimpin agama Kristen.
            Kata  berlayar,  bapak,  ibu,  saudara,   dan  putra-putri merupakan contoh  kata  yang  mengalami  peluasan  makna.  Kata  berlayar  semula digunakan  dengan  makna  bergerak  di  laut  menggunakan perahu  layar. Kini maknanya menjadi  luas, yaitu bepergian di atas  laut, baik memakai perahu layar maupun memakai alat transportasi lain. Kata bapak, ibu, dan saudara  semula  hanya  digunakan  dalam hubungan  kekerabatan.  Kini ketiga kata tersebut digunakan  juga untuk menyebut atau menyapa orang lain yang bukan keluarga, bukan kerabat. Begitu pula halnya kata putra-putri. Semula  kata  ini  hanya  digunakan  untuk menyebut  anak  raja. Kini anak siapa pun berhak dan boleh disebut  putra-putri.
            Demi  ketepatan  pilihan   kata,  kita  pun  harus  berhati –hati menggunakan  kata-kata  yang memiliki tampilan mirip  seperti  kata bahwa,  bawa, dan bawah; gaji dan gajih; sangsi dan sanksi. Kita pun harus berhati-hati menggunakan  ungkapan  tertentu  seperti  bercerita  tentang,  bukan menceritakan  tentangsesuai  dengan,  bukan  sesuaibergantung  pada atau  tergantung  pada,  bukan  tergantung  atau  tergantung  dari.

2.4  Kesesuaian Pilihan Kata
Kesesuaian pilihan  kata  berkaitan  dengan  pertimbangan pengungkapan gagasan atau ide dengan memperhatikan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca. Dalam pembicaraan yang bersifat resmi atau  formal, kita harus menggunakan kata-kata baku. Sebaliknya, dalam pembicaraan  tak  resmi  atau  santai,  kita  tidak  dituntut  berbicara  atau menulis dengan menggunakan kata-kata baku untuk menjaga keakraban.
Faktor  kepada  siapa  kita  berbicara  atau  kita  menulis  harus diperhatikan  agar  kata-kata  yang  kita  gunakan  dapat  dipahami oleh mereka. Pada  saat  kita  berbicara  dengan  masyarakat  awam,  sebaiknya  kita gunakan kata-kata umum  (populer);  jangan kita gunakan kata-kata yang bersifat  ilmiah. Tujuan kita berbicara atau menulis  tentu untuk dipahami orang lain. Jadi, kalau  kita  gunakan  kata-kata  ilmiah,  sedangkan  yang kita  ajak  bicara  tidak  paham,  tentu  yang  kita  sampaikan  tidak  ada gunanya atau percuma.  Sebaliknya,  jika  kita  berbicara  dengan  golongan intelektual,  pejabat,  atau  para  ahli  di  bidang  tertentu,  sebaiknya  kita menggunakan  kata-kata  yang  lebih  akrab  dengan mereka atau kata-kata  ilmiah. Layak diingat bahwa yang termasuk kata-kata ilmiah bukan hanya kata–kata yang berasal dari bahasa asing. Dalam bahasa Indonesia pun banyak sekali kata-kata ilmiah.
Agar  kesesuaian  pilihan  kata  dapat  kita  capai,  dalam  berbicara atau menulis kita perlu memperhatikan hal-hal berikut.
*      Dalam situasi resmi, kita gunakan kata-kata baku.
*      Dalam situasi umum, kita gunakan kata-kata umum.
*      Dalam situasi khusus, kita gunakan kata-kata khusus.
2.4.1        Kata Baku dan Tidak Baku
Kata  baku  adalah  kata  yang  tidak  bercirikan  bahasa  daerah  atau bahasa asing. Baik dalam penulisan maupun dalam pengucapannya harus bercirikan  bahasa  Indonesia.  Dengan  perkataan  lain,  kata  baku  adalah kata  yang  sesuai  dengan  kaidah kata  dalam  bahasa  Indonesia.
Contoh :
Tabel 1 Kata Baku dan Tidak Baku
Kata
Baku
Tidak Baku
Baku
Tidak Baku
hipotesis
hipotesa
karier
karir
paham
faham
imbau
himbau
isap
hisap
utang
hutang
pascapanen
pasca panen
ekstrakurikuler
ekstra kurikuler
supranatural
supra natural
andal
handal
analisis
analisa
lembap
lembab
apotek
apotik
nasihat
nasehat
asas
azas
november
nopember
atlet
atlit
efektivitas
efektifitas
foto
photo
fotokopi
foto copy,
photo copy,
photo kopi
khotbah
khutbah
kualitas
kwalitas, kwalitet
ijazah
ijasah,
izajah
jumat
jum’at
jadwal
jadual
kategori
katagori

2.4.2        Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah adalah kata yang biasa digunakan di   lingkungan ilmuwan dan dunia  pedidikan umumnya. Kata  populer adalah kata yang biasa digunakan di kalangan  masyarakat  umum.
Contoh :
Kata Ilmiah
Kata Populer
dampak
akibat
formasi
susunan
kendala
hambatan
solusi
jalan keluar
kontradiksi
berbeda
frustasi
kecewa
pasien
orang sakit
volume
isi
koma
sekarat
format
ukuran
final
akhir
diskriminasi
perbedaan perlakuan
prediksi
ramalan
anarki
kekacauan
biodata
biografi singkat
bibliografi
daftar pustaka

Dalam pembicaraan di depan umum, sebaiknya kita menggunakan kata-kata populer agar apa yang kita kemukakan dapat dipahami dengan baik  dan mudah. Dengan kata lain, informasi yang kita berikan dapat tersampaikan kepada lawan bicara.























BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
      Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa  :
1.      Diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
2.      Aspek kata terdiri atas dua hal, yaitu aspek bentuk dan makna.
3.      Ketepatan pilihan kata berhubungan dengan kata bermakna denotatif dan konotatif, kata bersinonim, kata umum dan kata khusus, dan kata yang mengalami perubahan makna.
4.      Kesesuaian kata berhubungan dengan kata baku dan tidak baku, kata ilmiah dan kata populer.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan  :
1.      Bagi mahasiswa agar dapat mengimplikasikan penggunaan diksi atau pilihan kata dengan tepat.
2.      Kepada para pembaca diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini.






DAFTAR PUSTAKA

Dibia, I Ketut dan I Putu Mas Dewantara. 2014. Bahasa Indonesia Keilmuan Cetakan II. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Qkye, Rezki. 2010. Diksi atau Pilihan Kata : Pengertian, Syarat-syarat, Gaya Bahasa, dan Idiom. Terdapat pada : http://rezkiiqkye.blogspot.com/2013/01/makalah-diksi-pemilihan-kata.html. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Fiza, Hafiza. 2013. Makalah Diksi. Terdapat pada : http://hafsahnasution.blogspot.com /. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Yolanda, Fidya. 2013. Diksi. Terdapat pada : http://unserebloggie.wordpress.com/2013/05/05/kelompok-5-diksi/. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Hendryanoor, S. 2012. Bab II Kajian Teori. Terdapat  pada : http://eprints.uny.ac.id/8251/3/BAB2-05210144010.pdf. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Nasional, AKK. 2012. Diksi/Pilihan Kata. Terdapat pada : http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/10/diksi-pilihan-kata/ Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.





ii