Pada tahun 1996, hari Senin tanggal 1 Januari di Rumah
Sakit Sanglah ,tepatnya pukul 23.35 Wita malam, lahirlah seorang bayi perempuan.
Bayi tersebut memiliki berat 2,9 kg dan panjang 31 cm. Inilah aku sang
penulis!! Aku adalah putri dari pasangan I Made Natih dan Ni Komang Sukendri.
Nama lengkapku Ni Made Evi Pracintia, tapi aku sering dipanggil Evi. Orang
tuaku menikah pada tahun 1991. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan
merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluargaku. Aku mempunyai kakak
laki – laki yang bernama I Gede Eddy Pramana Agustina yang lahir pada tanggal 5
Agustus 1992, yang kini sedang menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana dan baru menginjak semester VI (enam) sedangkan adik laki-lakiku lahir
pada tanggal 11 Agustus 2000 yang bernama I Komang Tri Atmaja yang sekarang sedang menuntut ilmu di SMP
Negeri 1 Amlapura dan duduk di bangku kelas VI (tujuh).
Sejak aku lahir, aku tinggal di Lingkungan Penaban yang
merupakan tempat kelahiran Ayah dan Ibuku. Ayahku bekerja sebagai pegawai
swasta di Hotel Sanur Beach yang ada di Kabupaten Denpasar dari tahun 1990
sampai sekarang, sedangkan Ibuku bekerja
sebagai Guru Negeri di salah satu SD Negeri yang ada di Kecamatan Abang
tepatnya di SD Negeri 2 Tiyingtali. Dari sejak aku dilahirkan Ibu selalu
memberikan aku ASI ekslusif hingga aku berumur 18 bulan selain itu aku
juga selalu di berikan asupan gizi yang
baik oleh kedua orang tuaku. Ketika umurku sudah menginjak 6 bulan aku sudah
mulai diajarkan merangkak oleh kedua orang tuaku,hingga bulan ke bulan aku
mulai belajar berdiri dan akhirnya bisa berlari. Setelah aku berumur 2 tahun,
aku sudah mulai aktif berbicara, bergerak serta mengekspresikan diri, aku juga
sudah mulai makan sendiri tanpa disuapi oleh orang tuaku karena orang tuaku
ingin menanamkan sikap kemandiran dari sejak dini.
Pada tahun 2000 akhirnya aku merasakan nikmatnya
menuntut ilmu secara formal. Aku bersekolah di SD Negeri 11 Karangasem, yang
sekolahnya tidak begitu jauh dari rumahku. Saat duduk di kelas I (satu), aku masih
malu untuk bergaul dan bercanda dengan teman sekelasku, sehingga ketika kelas I
(satu) aku dikenal sebagai anak yang pendiam dan prestasiku di kelas I (satu) ini
lumayan bagus. Aku mendapatkan peringkat 3 di semester 1 dan 2, dengan Wali
kelas Ni Made Sukaniti,S.Pd. Kemudian saat kelas II (dua), aku lebih akrab
dengan beberapa orang temanku. Aku selalu bercanda dan bermain dengan mereka
apalagi jika bel istirahat sudah berbunyi,kami pergi ke kantin untuk makan
bersama-sama,sungguh senang rasanya. Saat – saat menyenangkan adalah ketika aku
berada di kelas V (lima), karena saat itu aku mendapat peringkat 1 untuk
semester 1 dan 2. Sangat menyenangkan ketika aku melihat senyuman orang tuaku
saat melihat rapotku waktu itu. Kebiasaan yang tak pernah aku hilangkan dari SD
ialah bahwa aku senantiasa berjalan kaki baik pergi maupun pulang dari sekolah,
karena selain dapat melihat pemandangan di Desa, aku juga dapat bermain kejar -kejaran
dengan teman – temanku walau itu sangat berbahaya. Aku merasa sangat senang
sekali karena saat duduk dibangku SD aku senantiasa mendapat peringkat 5 besar
di kelas. Hingga akhirnya aku menginjak bangku kelas VI (enam), bangku terakhir
dalam kehidupanku menjadi siswa SD karena akan menginjak bangku SMP. Hingga
saat Ujian Nasional tiba jantungku berdebar - debar, setiap malam aku
senantiasa berdoa kepada Tuhan, karena ini adalah kali pertamanya aku
menghadapi Ujian Nasional. Aku pun bertambah takut ketika hari Ujian Nasional
semakin dekat, tetapi syukurlah, aku dapat melewati Ujian Nasional tersebut
dengan baik. Hingga suatu hari pengumuman kelulusan akan diumumkan, hatiku dag
dig dug tak karuan berharap apa yang aku harapkan akan menjadi kenyataan,
setelah melihat papan pengumuman aku bersorak gembira karena ternyata nilaiku
baik dan memuaskan, aku dinyatakan LULUS.
Tapi aku sedih sekali karena aku harus berpisah dengan adik – adik
kelasku,mereka sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri , tetapi ada hal yang
paling membuatku sangat sedih karena ada beberapa dari teman sekelasku tidak melanjutkan
sekolah ke jenjang SMP karena mereka tidak mempunyai biaya. Aku memutuskan
melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Amlapura. Selain itu teman – temanku yang
melanjutkan sekolah lagi , juga memutuskan untuk bersekolah disana.
Aku diterima bersekolah di SMP Negeri 1 Amlapura karena aku
memenuhi standard persyaratan yang ditentukan dan aku ditempatkan di kelas VII (tujuh) B. Aku sangat sedih
karena teman-teman sedesaku tidak ada yang sekelas denganku. Saat pertama
memasuki kelas, aku hanya melihat wajah – wajah asing dan tidak satupun orang yang
aku kenal. Saat aku memasuki kelas ternyata tempat duduk hampir semua terisi
akhirnya aku pun mencari tempat duduk yang tersisa itupun hanya ada satu, yaitu
tempat duduk paling belakang. Satu tahun sudah berjalan, pada saat kenaikan kelas,
setiap orang tua siswa diminta untuk mengambilkan raport. Akan tetapi sebelum
dibagikan raport, orang tua siswa diminta untuk berkumpul di lapangan upacara
terlebih dahulu. Karena pihak sekolah akan mengumumkan siapa saja yang
mendapatkan juara umum tahun itu. Aku tak menyangka dan sungguh tak menduga
jika namaku adalah salah satu siswa yang mendapatkan juara umum tersebut. Ibuku akhirnya maju ke
mimbar untuk mewakili pengambilan hadiah dan piagam sebagai juara umum 3. Akhirnya
aku naik ke kelas VIII (delapan). Saat-saat di kelas VIII (delapan) itulah
menurutku yang paling berkesan. Karena aku sudah mengenal semua teman – teman
di kelasku. Selain itu, teman-teman sekelasku baik-baik dan mereka kebanyakan
adalah orang-orang yang humoris. Jadi, walaupun sedang pelajaran kosong kami
tidak pernah bosan, karena kami selalu mengisi kekosongan dengan canda tawa
sambil bertukar pikiran tentang pelajaran. Akhirnya saat semester 1, Sekolahku
mengadakan Tour selama 2 hari 1 malam. Pada awalnya, beberapa temanku
memutuskan untuk tidak ikut tour, tetapi karena peraturan yang menyatakan bahwa
siswa yang tidak ikut tour harus membayar seperempat biaya tour. Maka teman –
temanku berubah pikiran. Aku sangat senang karena semua teman sekelasku bisa mengikuti
Tour. Sungguh, aku tidak akan pernah bisa melupakan saat indah itu. Kami
mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah kami kunjungi. Selama
perjalanan, busku tidak pernah sepi. Sehingga, perjalanan yang cukup jauh jadi
tak terasa. Akhirnya kami menutup perjalanan Tour yang indah itu dengan pergi
ke Dreamland. Disana aku dan temanku bermain pasir di pinggir pantai, dan juga
bermain air laut dengan para guru. Akhirnya tiba saat kenaikan kelas. Saat itu
aku sangat cemas jika peringkatku turun. Pada saat kenaikan kelas VIII
(delapan), sama halnya seperti kelas VII (tujuh) dulu, yaitu orang tua siswa
diminta untuk mengambilkan raport. Saat pengumuman berlangsung, untuk juara umum
3 ternyata bukan namaku yang disebutkan. Aku sangat kecewa dengan diriku
sendiri. Tetapi aku tak menyangka, jika namaku dipanggil sebagai juara umum 2.
Seketika aku tersenyum sumringah sambil mengucap syukur kepada Tuhan. Akhirnya,
sampailah aku di kelas IX (sembilan). Sama halnya seperti kelas VIII (delapan),
aku juga senang karena aku sudah akrab dengan semua teman sekelasku. Tapi di
kelas IX (sembilan), aku benar - benar tidak mau lagi bermain-main, karena
kelas IX (sembilan) adalah penentuan. Ujian pun tiba, aku bisa melewatinya
dengan baik karena aku belajar lebih giat,sampai pada akhirnya pengumuman
kelulusan tiba. Semua siswa diharapkan memasuki kelas masing-masing, pada saat
itu pengumuman dilakukan dengan cara yang unik, tidak ditempel di papan pengumuman,
tetapi semua siswa di berikan lembaran seperti surat yang didalamnya berisikan
LULUS ATAU TIDAK LULUS. Aku mulai mendapatkan giliran untuk membuka kertas
tersebut,dengan hati yang harap-harap cemas, aku membuka lembaran tersebut
sambil mengintip beberapa kata, perlahan aku membukanya, betapa senang hatiku
sambil mengucap syukur karena dalam kertas itu tertulis kata LULUS. Aku
bersorak gembira dan memeluk teman-temanku karena ternyata semua teman
sekelasku LULUS 100%.Pada saat perpisahan, aku sangat sedih karena harus
berpisah dengan guru-guruku yang sangat baik serta selalu sabar dalam
mendidikku selama ini dan juga teman-temanku tercinta. Berat rasanya bagiku
untuk berpisah dengan mereka. Namun semua ini harus aku hadapi dengan senyuman
karena inilah saat dimana aku mulai tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa.
Aku Lulus SMP
tahun 2011. Kemudian, aku mendaftar di SMA Negeri 1 Amlapura. Pada saat tes
penerimaan siswa baru tiba, aku dengan begitu semangat pergi ke SMAN 1 Amlapura
dan aku mendapat tes di ruang ke 2. Walaupun soal-soalnya terbilang antara
sulit dan tidak sulit, aku mengerjakan soal-soalnya dengan sebaik mungkin dan
mencoba memberikan yang terbaik.
Saat itu pun tiba dimana pengumuman penerimaan siswa
baru akan dilakukan, Sekolah SMA Negeri 1 Amlapura sudah dipenuhi oleh siswa –
siswa yang mendaftar di sana baik dari tes akademik maupun non akademik. Saat membaca
pengumuman, betapa senang hatiku karena namaku tertulis di papan pengumuman
siswa baru yang diterima disana. Tetapi kesenangan itu terasa hampa karena
sebagian besar temanku tidak diterima di SMA Negeri 1 Amlapura. Sesampainya di
rumah, aku memberitahu orang tuaku, dan mereka terlihat sangat senang, dan segeralah
aku mendaftar ulang disana. Aku merasa sangat bangga bisa bersekolah di SMA Negeri
1 Amlapura. Tibalah saatnya dimana aku harus berjuang untuk menuntut ilmu di
sekolah ini, dan aku harus menjadi lebih sukses dari apa yang telah aku
dapatkan di SMP dahulu. Dengan segenap usaha dan tekad yang kuat dan ditambah lagi
dengan doa dan dukungan dari orang yang ada di sekelilingku. Tadinya aku ragu,
apakah aku sanggup atau tidak. Namun aku benar-benar dituntut untuk dapat hidup
mandiri.Susah awalnya,namun akhirnya lama-kelamaan aku mulai terbiasa. Kegiatan
Pra-MOS dan MOS adalah kegiatan pertama yang aku jalani di SMA Negeri 1
Amlapura. Saat itu aku masuk kelompok OBH. Lelah sudah pasti, tapi mengasyikkan
dan aku tidak akan pernah lupa dengan semua kegiatan-kegiatan itu. Saat
kegiatan Pra-MOS dan MOS berakhir, tiba saat untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar (KBM).Sebelum itu ada pembagian kelas untuk proses KBM dan aku
masuk di kelas X F. Sama seperti kelas I (satu) dan kelas VII (tujuh), pada
awal sekolah aku juga malu untuk berkenalan dengan teman – teman kelasku yang
baru. Tetapi tidak sampai 1 bulan, aku sudah akrab dengan teman – teman baruku karena
teman - teman di kelas X F asyik-asyik dan lucu-lucu. Pengumuman juara untuk
semester 1 pun dibacakan. Hatiku berdebar – debar menunggu pengumuman juara. Aku
pun tidak terlalu berharap untuk mendapatkan juara umum karena sainganku di SMA
Negeri 1 Amlapura sangat pintar-pintar. Pengumuman juara umum 3 dan 2 sudah
dibacakan tetapi betapa kagetnya aku saat juara umum 1 disebutkan, seperti
disambar petir aku diam tak percaya,ternyata namaku disebutkan sebagai juara
umum 1. Bukan hanya aku, tetapi teman – temanku juga sangat kaget. Tiba – tiba
mereka mengerumuniku dan mengucapkan selamat. Sampai semester 2 ketika kenaikan
kelas aku masih bisa mempertahankan juara umum 1 ditanganku. Akhirnya aku masuk
kelas XI (sebelas) IPA 2. Sama seperti kelas X (sepuluh), teman – teman baruku
juga tak kalah asyiknya. Di kelas ini aku lebih cepat beradaptasi karena
sebagian teman kelasku yang baru merupakan teman kelas sewaktu kelas X
(sepuluh). Saat yang aku takutkan pun terjadi. Saat pengumuman Juara Umum untuk
kelas XI (sebelas) semester 1, namaku tidak dipanggil sebagai juara umum 1
ataupun 2. Kini namaku berada di urutan ketiga. Meskipun sangat sedih dan
sempat down, tetapi aku tetap senang karena orang – orang disekeliingku tetap
memberiku semangat. Aku juga sangat berterima kasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang telah diberikannya
kepadaku. Aku juga sangat berharap , semoga apa yang aku cita-citakan semuanya akan
tercapai. Dan mudah-mudahan aku akan berguna di masa yang akan datang.
Sewaktu SMP, tepatnya kelas VII (tujuh) semester 2, aku
merupakan siswa yang aktif. Aku terpilih menjadi Pengurus OSIS. Walaupun berat
tetapi pada saat penyelenggaraan kerja OSIS aku sama sekali tidak merasa
keberatan karena disekelilingku ada teman-teman yang selalu kompak dan siap
membantu. Tugas menjadi OSIS berlaku sampai dengan akhir kenaikan kelas IX.
Akhirnya ketika SMA, aku pun menjadi Pengurus Osis lagi. Karena menurutku
dengan menjadi Pengurus Osis , aku mendapatkan manfaat yang positive untuk kepribadianku
. Selain mengikuti Organisasi Osis, aku juga mengikuti Organisasi yang ada di
Desaku, yaitu Sekha Truna-Truni.
Sampai sekarang ini, sudah banyak hambatan – hambatan
yang sudah aku lalui. Misalnya dalam bergaul. Aku adalah orang yang sulit
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Selain itu, aku juga adalah orang yang
kurang percaya diri. Sehingga, hal – hal tersebut kadang kala membuatku
kesulitan dalam mengerjakan sesuatu.
Sampai umurku 17 tahun, memang belum banyak yang bisa
aku lakukan untuk orang – orang yang sudah mendukungku selama ini, terutama
orang tuaku sendiri. Tapi aku sudah senang karena aku sudah bisa membanggakan orang
tuaku dengan prestasiku dan menjaga nama
baik mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar