Selasa, 23 April 2013

AUTOBIOGRAFI


Pada tahun 1996, hari Senin tanggal 1 Januari di Rumah Sakit Sanglah ,tepatnya pukul 23.35 Wita malam, lahirlah seorang bayi perempuan. Bayi tersebut memiliki berat 2,9 kg dan panjang 31 cm. Inilah aku sang penulis!! Aku adalah putri dari pasangan I Made Natih dan Ni Komang Sukendri. Nama lengkapku Ni Made Evi Pracintia, tapi aku sering dipanggil Evi. Orang tuaku menikah pada tahun 1991. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluargaku. Aku mempunyai kakak laki – laki yang bernama I Gede Eddy Pramana Agustina yang lahir pada tanggal 5 Agustus 1992, yang kini sedang menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan baru menginjak semester VI (enam) sedangkan adik laki-lakiku lahir pada tanggal 11 Agustus 2000 yang bernama I Komang Tri Atmaja  yang sekarang sedang menuntut ilmu di SMP Negeri 1 Amlapura dan duduk di bangku kelas VI (tujuh).
Sejak aku lahir, aku tinggal di Lingkungan Penaban yang merupakan tempat kelahiran Ayah dan Ibuku. Ayahku bekerja sebagai pegawai swasta di Hotel Sanur Beach yang ada di Kabupaten Denpasar dari tahun 1990 sampai sekarang,  sedangkan Ibuku bekerja sebagai Guru Negeri di salah satu SD Negeri yang ada di Kecamatan Abang tepatnya di SD Negeri 2 Tiyingtali. Dari sejak aku dilahirkan Ibu selalu memberikan aku ASI ekslusif hingga aku berumur 18 bulan selain itu aku juga  selalu di berikan asupan gizi yang baik oleh kedua orang tuaku. Ketika umurku sudah menginjak 6 bulan aku sudah mulai diajarkan merangkak oleh kedua orang tuaku,hingga bulan ke bulan aku mulai belajar berdiri dan akhirnya bisa berlari. Setelah aku berumur 2 tahun, aku sudah mulai aktif berbicara, bergerak serta mengekspresikan diri, aku juga sudah mulai makan sendiri tanpa disuapi oleh orang tuaku karena orang tuaku ingin menanamkan sikap kemandiran dari sejak dini.   
Pada tahun 2000 akhirnya aku merasakan nikmatnya menuntut ilmu secara formal. Aku bersekolah di SD Negeri 11 Karangasem, yang sekolahnya tidak begitu jauh dari rumahku. Saat duduk di kelas I (satu), aku masih malu untuk bergaul dan bercanda dengan teman sekelasku, sehingga ketika kelas I (satu) aku dikenal sebagai anak yang pendiam dan prestasiku di kelas I (satu) ini lumayan bagus. Aku mendapatkan peringkat 3 di semester 1 dan 2, dengan Wali kelas Ni Made Sukaniti,S.Pd. Kemudian saat kelas II (dua), aku lebih akrab dengan beberapa orang temanku. Aku selalu bercanda dan bermain dengan mereka apalagi jika bel istirahat sudah berbunyi,kami pergi ke kantin untuk makan bersama-sama,sungguh senang rasanya. Saat – saat menyenangkan adalah ketika aku berada di kelas V (lima), karena saat itu aku mendapat peringkat 1 untuk semester 1 dan 2. Sangat menyenangkan ketika aku melihat senyuman orang tuaku saat melihat rapotku waktu itu. Kebiasaan yang tak pernah aku hilangkan dari SD ialah bahwa aku senantiasa berjalan kaki baik pergi maupun pulang dari sekolah, karena selain dapat melihat pemandangan di Desa, aku juga dapat bermain kejar -kejaran dengan teman – temanku walau itu sangat berbahaya. Aku merasa sangat senang sekali karena saat duduk dibangku SD aku senantiasa mendapat peringkat 5 besar di kelas. Hingga akhirnya aku menginjak bangku kelas VI (enam), bangku terakhir dalam kehidupanku menjadi siswa SD karena akan menginjak bangku SMP. Hingga saat Ujian Nasional tiba jantungku berdebar - debar, setiap malam aku senantiasa berdoa kepada Tuhan, karena ini adalah kali pertamanya aku menghadapi Ujian Nasional. Aku pun bertambah takut ketika hari Ujian Nasional semakin dekat, tetapi syukurlah, aku dapat melewati Ujian Nasional tersebut dengan baik. Hingga suatu hari pengumuman kelulusan akan diumumkan, hatiku dag dig dug tak karuan berharap apa yang aku harapkan akan menjadi kenyataan, setelah melihat papan pengumuman aku bersorak gembira karena ternyata nilaiku baik dan  memuaskan, aku dinyatakan LULUS. Tapi aku sedih sekali karena aku harus berpisah dengan adik – adik kelasku,mereka sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri , tetapi ada hal yang paling membuatku sangat sedih karena ada beberapa  dari teman sekelasku tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP karena mereka tidak mempunyai biaya. Aku memutuskan melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Amlapura. Selain itu teman – temanku yang melanjutkan sekolah lagi , juga memutuskan untuk bersekolah disana.
Aku diterima bersekolah di SMP Negeri 1 Amlapura karena aku memenuhi standard persyaratan yang ditentukan dan aku ditempatkan  di kelas VII (tujuh) B. Aku sangat sedih karena teman-teman sedesaku tidak ada yang sekelas denganku. Saat pertama memasuki kelas, aku hanya melihat wajah – wajah asing dan tidak satupun orang yang aku kenal. Saat aku memasuki kelas ternyata tempat duduk hampir semua terisi akhirnya aku pun mencari tempat duduk yang tersisa itupun hanya ada satu, yaitu tempat duduk paling belakang. Satu tahun sudah berjalan, pada saat kenaikan kelas, setiap orang tua siswa diminta untuk mengambilkan raport. Akan tetapi sebelum dibagikan raport, orang tua siswa diminta untuk berkumpul di lapangan upacara terlebih dahulu. Karena pihak sekolah akan mengumumkan siapa saja yang mendapatkan juara umum tahun itu. Aku tak menyangka dan sungguh tak menduga jika namaku adalah salah satu siswa yang mendapatkan  juara umum tersebut. Ibuku akhirnya maju ke mimbar untuk mewakili pengambilan hadiah dan piagam sebagai juara umum 3. Akhirnya aku naik ke kelas VIII (delapan). Saat-saat di kelas VIII (delapan) itulah menurutku yang paling berkesan. Karena aku sudah mengenal semua teman – teman di kelasku. Selain itu, teman-teman sekelasku baik-baik dan mereka kebanyakan adalah orang-orang yang humoris. Jadi, walaupun sedang pelajaran kosong kami tidak pernah bosan, karena kami selalu mengisi kekosongan dengan canda tawa sambil bertukar pikiran tentang pelajaran. Akhirnya saat semester 1, Sekolahku mengadakan Tour selama 2 hari 1 malam. Pada awalnya, beberapa temanku memutuskan untuk tidak ikut tour, tetapi karena peraturan yang menyatakan bahwa siswa yang tidak ikut tour harus membayar seperempat biaya tour. Maka teman – temanku berubah pikiran. Aku sangat senang karena semua teman sekelasku bisa mengikuti Tour. Sungguh, aku tidak akan pernah bisa melupakan saat indah itu. Kami mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah kami kunjungi. Selama perjalanan, busku tidak pernah sepi. Sehingga, perjalanan yang cukup jauh jadi tak terasa. Akhirnya kami menutup perjalanan Tour yang indah itu dengan pergi ke Dreamland. Disana aku dan temanku bermain pasir di pinggir pantai, dan juga bermain air laut dengan para guru. Akhirnya tiba saat kenaikan kelas. Saat itu aku sangat cemas jika peringkatku turun. Pada saat kenaikan kelas VIII (delapan), sama halnya seperti kelas VII (tujuh) dulu, yaitu orang tua siswa diminta untuk mengambilkan raport. Saat pengumuman berlangsung, untuk juara umum 3 ternyata bukan namaku yang disebutkan. Aku sangat kecewa dengan diriku sendiri. Tetapi aku tak menyangka, jika namaku dipanggil sebagai juara umum 2. Seketika aku tersenyum sumringah sambil mengucap syukur kepada Tuhan. Akhirnya, sampailah aku di kelas IX (sembilan). Sama halnya seperti kelas VIII (delapan), aku juga senang karena aku sudah akrab dengan semua teman sekelasku. Tapi di kelas IX (sembilan), aku benar - benar tidak mau lagi bermain-main, karena kelas IX (sembilan) adalah penentuan. Ujian pun tiba, aku bisa melewatinya dengan baik karena aku belajar lebih giat,sampai pada akhirnya pengumuman kelulusan tiba. Semua siswa diharapkan memasuki kelas masing-masing, pada saat itu pengumuman dilakukan dengan cara yang unik, tidak ditempel di papan pengumuman, tetapi semua siswa di berikan lembaran seperti surat yang didalamnya berisikan LULUS ATAU TIDAK LULUS. Aku mulai mendapatkan giliran untuk membuka kertas tersebut,dengan hati yang harap-harap cemas, aku membuka lembaran tersebut sambil mengintip beberapa kata, perlahan aku membukanya, betapa senang hatiku sambil mengucap syukur karena dalam kertas itu tertulis kata LULUS. Aku bersorak gembira dan memeluk teman-temanku karena ternyata semua teman sekelasku LULUS 100%.Pada saat perpisahan, aku sangat sedih karena harus berpisah dengan guru-guruku yang sangat baik serta selalu sabar dalam mendidikku selama ini dan juga teman-temanku tercinta. Berat rasanya bagiku untuk berpisah dengan mereka. Namun semua ini harus aku hadapi dengan senyuman karena inilah saat dimana aku mulai tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa.
 Aku Lulus SMP tahun 2011. Kemudian, aku mendaftar di SMA Negeri 1 Amlapura. Pada saat tes penerimaan siswa baru tiba, aku dengan begitu semangat pergi ke SMAN 1 Amlapura dan aku mendapat tes di ruang ke 2. Walaupun soal-soalnya terbilang antara sulit dan tidak sulit, aku mengerjakan soal-soalnya dengan sebaik mungkin dan mencoba memberikan yang terbaik.
Saat itu pun tiba dimana pengumuman penerimaan siswa baru akan dilakukan, Sekolah SMA Negeri 1 Amlapura sudah dipenuhi oleh siswa – siswa yang mendaftar di sana baik dari tes akademik maupun non akademik. Saat membaca pengumuman, betapa senang hatiku karena namaku tertulis di papan pengumuman siswa baru yang diterima disana. Tetapi kesenangan itu terasa hampa karena sebagian besar temanku tidak diterima di SMA Negeri 1 Amlapura. Sesampainya di rumah, aku memberitahu orang tuaku, dan mereka terlihat sangat senang, dan segeralah aku mendaftar ulang disana. Aku merasa sangat bangga bisa bersekolah di SMA Negeri 1 Amlapura. Tibalah saatnya dimana aku harus berjuang untuk menuntut ilmu di sekolah ini, dan aku harus menjadi lebih sukses dari apa yang telah aku dapatkan di SMP dahulu. Dengan segenap usaha dan tekad yang kuat dan ditambah lagi dengan doa dan dukungan dari orang yang ada di sekelilingku. Tadinya aku ragu, apakah aku sanggup atau tidak. Namun aku benar-benar dituntut untuk dapat hidup mandiri.Susah awalnya,namun akhirnya lama-kelamaan aku mulai terbiasa. Kegiatan Pra-MOS dan MOS adalah kegiatan pertama yang aku jalani di SMA Negeri 1 Amlapura. Saat itu aku masuk kelompok OBH. Lelah sudah pasti, tapi mengasyikkan dan aku tidak akan pernah lupa dengan semua kegiatan-kegiatan itu. Saat kegiatan Pra-MOS dan MOS berakhir, tiba saat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).Sebelum itu ada pembagian kelas untuk proses KBM dan aku masuk di kelas X F. Sama seperti kelas I (satu) dan kelas VII (tujuh), pada awal sekolah aku juga malu untuk berkenalan dengan teman – teman kelasku yang baru. Tetapi tidak sampai 1 bulan, aku sudah akrab dengan teman – teman baruku karena teman - teman di kelas X F asyik-asyik dan lucu-lucu. Pengumuman juara untuk semester 1 pun dibacakan. Hatiku berdebar – debar menunggu pengumuman juara. Aku pun tidak terlalu berharap untuk mendapatkan juara umum karena sainganku di SMA Negeri 1 Amlapura sangat pintar-pintar. Pengumuman juara umum 3 dan 2 sudah dibacakan tetapi betapa kagetnya aku saat juara umum 1 disebutkan, seperti disambar petir aku diam tak percaya,ternyata namaku disebutkan sebagai juara umum 1. Bukan hanya aku, tetapi teman – temanku juga sangat kaget. Tiba – tiba mereka mengerumuniku dan mengucapkan selamat. Sampai semester 2 ketika kenaikan kelas aku masih bisa mempertahankan juara umum 1 ditanganku. Akhirnya aku masuk kelas XI (sebelas) IPA 2. Sama seperti kelas X (sepuluh), teman – teman baruku juga tak kalah asyiknya. Di kelas ini aku lebih cepat beradaptasi karena sebagian teman kelasku yang baru merupakan teman kelas sewaktu kelas X (sepuluh). Saat yang aku takutkan pun terjadi. Saat pengumuman Juara Umum untuk kelas XI (sebelas) semester 1, namaku tidak dipanggil sebagai juara umum 1 ataupun 2. Kini namaku berada di urutan ketiga. Meskipun sangat sedih dan sempat down, tetapi aku tetap senang karena orang – orang disekeliingku tetap memberiku semangat. Aku juga sangat berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang telah diberikannya kepadaku. Aku juga sangat berharap , semoga apa yang aku cita-citakan semuanya akan tercapai. Dan mudah-mudahan aku akan berguna di masa yang akan datang.
Sewaktu SMP, tepatnya kelas VII (tujuh) semester 2, aku merupakan siswa yang aktif. Aku terpilih menjadi Pengurus OSIS. Walaupun berat tetapi pada saat penyelenggaraan kerja OSIS aku sama sekali tidak merasa keberatan karena disekelilingku ada teman-teman yang selalu kompak dan siap membantu. Tugas menjadi OSIS berlaku sampai dengan akhir kenaikan kelas IX. Akhirnya ketika SMA, aku pun menjadi Pengurus Osis lagi. Karena menurutku dengan menjadi Pengurus Osis , aku mendapatkan manfaat yang positive untuk kepribadianku . Selain mengikuti Organisasi Osis, aku juga mengikuti Organisasi yang ada di Desaku, yaitu Sekha Truna-Truni.
Sampai sekarang ini, sudah banyak hambatan – hambatan yang sudah aku lalui. Misalnya dalam bergaul. Aku adalah orang yang sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Selain itu, aku juga adalah orang yang kurang percaya diri. Sehingga, hal – hal tersebut kadang kala membuatku kesulitan dalam mengerjakan sesuatu.
Sampai umurku 17 tahun, memang belum banyak yang bisa aku lakukan untuk orang – orang yang sudah mendukungku selama ini, terutama orang tuaku sendiri. Tapi aku sudah senang karena aku sudah bisa membanggakan orang tuaku dengan prestasiku dan  menjaga nama baik mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar