BAHASA INDONESIA
DIKSI
(PILIHAN KATA)
NAMA
KELOMPOK I KELAS IA :
LUH MAHARTINI NIM.1413021001
NI MADE EVI PRACINTIA NIM.1413021004
I KADEK ARISUJARNATA NIM.1413021013
SITI NUR HIDAYAH NIM.1413021017
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014
PRAKATA
Om
Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
makalah dari mata kuliah Bahasa Indonesia dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Diksi
(Pilihan Kata)”.
Pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Walaupun jauh dari sempurna, penulis tetap
berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca kedepannya. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih, dan tak lupa penulis mohon maaf apabila terdapat hal-hal
yang kurang berkenan dalam makalah ini.
Om Santhi, Santhi, Santhi, Om.
Singaraja, Oktober 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA………………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………. ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1.1 Latar
Belakang………………………………………………… 1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………… 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………. 2
1.4 Manfaat………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….. 3
2.1
Pengertian Diksi (Pilihan Kata)……………………………….. 3
2.2
Bagian-Bagian Aspek Kata……………………………………. 5
2.3
Ketepatan Pemilihan Kata…………………………………….. 5
2.4 Kesesuaian
Pilihan Kata………………………………………. 8
BAB
III PENUTUP………………………………………………………… 12
3.1
Simpulan………………………………………………………. 12
3.2 Saran…………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan
orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa,
terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita
pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang
benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf,
dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi
yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik mengenai penggunaan diksi atau
pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam
berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk
menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam
suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa
yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa
tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat
tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi
dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita
jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan
bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang
tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan
sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata
atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun
juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis
pilihan kata (diksi) memengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata
yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha
menjelaskan mengenai pengertian diksi, bagian-bagian aspek kata, ketepatan pemilihan kata, dan kesesuaian
pilihan kata.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa pengertian diksi (pilihan kata)?
2.
Apa bagian-bagian dari aspek kata?
3.
Bagaimana ketepatan pemilihan kata?
4.
Bagaimana kesesuaian pilihan kata?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai penulis dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian diksi
(pilihan kata).
2.
Untuk mengetahui bagian-bagian dari
aspek kata.
3.
Untuk mengetahui ketepatan pemilihan
kata.
4.
Untuk mengetahui kesesuaian pilihan
kata.
1.4
Manfaat
Pembuatan
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang dapat menambah wawasan mengenai pengertian diksi
(pilihan kata), bagian-bagian aspek kata, ketepatan pemilihan kata, dan
kesesuaian pilihan kata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Diksi (Pilihan Kata)
Keterbatasan
kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat
seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang
lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa
kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang
hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang
harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah
satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Pilihan kata atau diksi pada
dasarnya merupakan hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam
kalimat, alenia, atau
wacana.
Diksi
diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk
menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Yolanda, 2013). Jadi, diksi berhubungan
dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta
tutur sapa. Berikut beberapa pengertian diksi menurut beberapa ahli :
1. Diksi
atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili
pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. (Enre
dalam Hendryanoor, 2012)
2. Diksi
atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan
kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan
kata selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa
yang ada pada pembaca atau pendengar. (Widyamartaya dalam Hendryanoor, 2012)
3. Tiga
kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut. (Keraf dalam
Hendryanoor, 2012)
a.
Pilihan kata atau diksi mencakup
pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
b.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan
dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan
mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab
sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting,
baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih
kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan
konteks di mana kata itu berada, dan
maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
Penggunaan
ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait
dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa
kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif
kepada pembaca atau pendengarnya. Diksi
berfungsi sebagai pembentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat, menciptakan
komunikasi yang baik dan benar,
mencegah perbedaan penafsiran, mencegah salah
pemahaman, dan mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.
2.2
Bagian-Bagian Aspek Kata
Setiap
kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk merupakan sesuatu
yang dapat diinderai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan sesuatu yang
dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan bentuk. Apabila
ada seseorang berteriak ‘banjir!’
dalam pikiran kita timbul reaksi karena kita mengetahuai arti kata tersebut. Karena
itu, pikiran kita akan menyatakan ada
gerakan air deras, besar, dan meluas secara tiba-tiba. Jadi,
yang dimaksud bentuk adalah semacam kata banjir, sedangkan
makna adalah reaksi yang timbul dalam
pikiran kita. Reaksi tersebut tentu akan berbeda–beda pada
setiap orang. Hal ini bergantung pada tingkat pemahaman setiap orang akan
bentuk dan makna suatu kata.
Untuk
memahami kata, kita harus mengetahui bentuk dan makna kata
itu sekaligus. Pemahaman terhadap salah
satu aspek saja tidak menjamin pemahaman terhadap kata.
Seseorang yang mengetahui bentuk atau rupa suatu benda
belum tentu mengetahui namanya. Demikian pula halnya,
seseorang yang mengetahui namanya saja
belum tentu mengetahui bentuk atau rupa benda itu. Jadi, pemahaman terhadap
bentuk dan makna kata merupakan syarat bagi pemahaman terhadap kata.
2.3 Ketepatan Pemilihan Kata
Bahasa
sebagai alat komunikasi berfungsi untuk
menyampaikan gagasan atau ide pembicara kepada
pendengar atau penulis kepada pembaca. Pendengar atau pembaca
akan dapat menerima gagasan atau ide yang disampaikan
pembicara atau penulis apabila pilihan
kata yang mengandung gagasan dimaksud tepat.
Pilihan kata yang tidak tepat dari
pembicara atau penulis dapat mengakibatkan
gagasan atau ide yang disampaikannya tidak
dapat diterima dengan baik oleh pendengar
atau pembaca. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan hal–hal berikut: kata
bermakna denotatif dan konotatif, kata bersinonim, kata umum dan kata khusus,
dan kata yang mengalami perubahan makna.
2.3.1
Kata
Bermakna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna
yang menunjukkan adanya hubungan konsep dengan
kenyataan. Makna ini merupakan makna yang lugas, makna
apa adanya. Makna ini bukan makna
kiasan atau perumpamaan. Sebaliknya, makna konotatif atau asosiatif
muncul akibat asosiasi perasaan atau pengalaman kita terhadap apa yang
diucapkan atau apa yang didengar. Makna konotatif
dapat muncul di samping makna denotatif suatu kata.
Dalam bahasa
tulisan ragam ilmiah dan formal yang harus
kita gunakan adalah kata-kata denotatif
agar keobjektifan bisa tercapai dan mudah dipahami
tanpa adanya asosiasi. Hal ini perlu diperhatikan karena apabila
terdapat kata asosiatif, pemahaman pembaca atau
pendengar sangat subjektif dan berlainan. Kita
bandingkan kata perempuan, pandai dan bunga dalam kalimat berikut.
1)
a. Perempuan itu ibu saya.
b.
Ah,
dasar perempuan.
2)
a. Saudara saya termasuk orang pandai
dalam memotivasi orang lain untuk
berpikir positif.
b.
Karena
keyakinannya, barang yang hilang itu
ditanyakan kepada orang pandai yang tinggal di sebuah kota.
3)
a. Bunga eldeweis hanya
tumbuh ditempat yang tinggi.
b.
Sinta adalah bunga desa di kampungnya.
2.3.2
Kata
Bersinonim
Kata bersinonim
adalah kata yang memiliki makna yang sama
atau hampir sama. Banyak kata bersinonim yang berdenotasi sama, tetapi konotasinya
berbeda. Akibatnya, kata-kata yang bersinonim
itu dalam pemakaiannya tidak sepenuhnya dapat saling
menggantikan. Kata-kata mati,
meninggal, wafat, gugur, mangkat, mampus,
dan berpulang memiliki makna
denotasi yang sama, yaitu nyawa lepas
dari raga, tetapi makna konotasinya berbeda. Relakah Saudara kepada
orang yang sangat Saudara hormati dan Saudara
cintai mengatakan Dia
telah mampus kemarin, sebaliknya kepada
binatang Saudara mengatakan Kambing
itu telah wafat kemarin. Dengan contoh tadi
jelaslah bagi kita bahwa kata dapat
memiliki kekhususan dalam pemakaiannya walaupun
kata yang digunakan memiliki makna denotasi yang sama
2.3.3
Kata
Bermakna Umum dan Bermakna Khusus
Dalam bahasa sehari–hari kita sering
mendengar atau membaca kata yang bermakna kabur akibat kandungan maknanya
terlalu luas. Kata seperti itu sering mengganggu kelancaran dalam
berkomunikasi. Karena itu, agar komunikasi berlangsung dengan baik, kita harus
dengan cermat menggunakan kata yang bermakna umum
dan bermakna khusus secara tepat. Jika
tidak, komunikasi terhambat dan kesalahpahaman
mungkin muncul.
Kata
bermakna umum mencakup kata bermakna
khusus. Kata bermakna umum dapat menjadi kata bermakna khusus jika
dibatasi. Kata bermakna umum digunakan dalam mengungkapkan gagasan yang
bersifat umum, sedangkan kata bermakna khusus
digunakan untuk menyatakan gagasan yang bersifat khusus atau
terbatas.
Contoh :
1.
Dia
memiliki kendaraan.
2. Dia memiliki mobil.
3. Dia memiliki sedan.
Kata sedan
dirasakan lebih khusus daripada kata mobil. Kata mobil lebih khusus daripada kata kendaraan. Demikian
pula halnya dalam kata beruntun ini binatang,
binatang peliharaan, kucing.
2.3.4
Kata
yang Mengalami Perubahan Makna
Sejarah perkembangan
kehidupan manusia dapat memengaruhi sejarah perkembangan
makna kata. Dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa
lain, terdapat kata yang mengalami penyempitan makna, peluasan makna, perubahan
makna. Kata sarjana dan pendeta
merupakan contoh kata yang mengalami penyempitan
makna. Kata sarjana semula digunakan
untuk menyebut semua cendekiawan. Kini kata tersebut hanya digunakan untuk
cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi. Kata
pendeta semula memiliki arti orang
yang berilmu, kini hanya digunakan untuk menyebut guru
atau pemimpin agama Kristen.
Kata berlayar, bapak, ibu, saudara,
dan putra-putri merupakan contoh
kata yang mengalami peluasan makna. Kata berlayar semula digunakan
dengan makna bergerak di laut menggunakan
perahu layar. Kini maknanya menjadi luas, yaitu bepergian di
atas laut, baik memakai perahu layar maupun memakai alat transportasi
lain. Kata bapak, ibu, dan saudara semula hanya
digunakan dalam hubungan kekerabatan. Kini ketiga kata
tersebut digunakan juga untuk menyebut atau menyapa orang lain yang bukan
keluarga, bukan kerabat. Begitu pula halnya kata putra-putri. Semula kata ini hanya
digunakan untuk menyebut anak raja. Kini anak siapa pun berhak
dan boleh disebut putra-putri.
Demi ketepatan
pilihan kata, kita pun harus berhati –hati
menggunakan kata-kata yang memiliki tampilan mirip
seperti kata bahwa, bawa,
dan bawah; gaji dan gajih; sangsi dan sanksi. Kita pun harus berhati-hati menggunakan
ungkapan tertentu seperti bercerita
tentang, bukan menceritakan
tentang; sesuai dengan,
bukan sesuai; bergantung pada atau tergantung pada, bukan
tergantung atau tergantung dari.
2.4 Kesesuaian Pilihan Kata
Kesesuaian
pilihan kata berkaitan dengan pertimbangan pengungkapan
gagasan atau ide dengan memperhatikan situasi bicara dan kondisi pendengar atau
pembaca. Dalam pembicaraan yang bersifat resmi atau formal, kita harus
menggunakan kata-kata baku. Sebaliknya, dalam pembicaraan tak
resmi atau santai, kita tidak dituntut
berbicara atau menulis dengan menggunakan kata-kata baku untuk menjaga
keakraban.
Faktor
kepada siapa kita berbicara atau kita
menulis harus diperhatikan agar kata-kata yang
kita gunakan dapat dipahami oleh mereka. Pada
saat kita berbicara dengan masyarakat awam,
sebaiknya kita gunakan kata-kata umum (populer); jangan kita
gunakan kata-kata yang bersifat ilmiah. Tujuan kita berbicara atau menulis
tentu untuk dipahami orang lain. Jadi, kalau kita gunakan
kata-kata ilmiah, sedangkan yang kita ajak
bicara tidak paham, tentu yang kita
sampaikan tidak ada gunanya atau percuma. Sebaliknya,
jika kita berbicara dengan golongan intelektual,
pejabat, atau para ahli di bidang
tertentu, sebaiknya kita menggunakan kata-kata
yang lebih akrab dengan mereka atau kata-kata ilmiah.
Layak diingat bahwa yang termasuk kata-kata ilmiah bukan hanya kata–kata yang
berasal dari bahasa asing. Dalam bahasa Indonesia pun banyak sekali kata-kata
ilmiah.
Agar
kesesuaian pilihan kata dapat kita capai,
dalam berbicara atau menulis kita perlu memperhatikan hal-hal berikut.
Dalam
situasi resmi, kita gunakan kata-kata baku.
Dalam
situasi umum, kita gunakan kata-kata umum.
Dalam
situasi khusus, kita gunakan kata-kata khusus.
2.4.1
Kata Baku dan Tidak Baku
Kata
baku adalah kata yang tidak bercirikan
bahasa daerah atau bahasa asing. Baik dalam penulisan maupun dalam
pengucapannya harus bercirikan bahasa Indonesia. Dengan
perkataan lain, kata baku adalah kata yang sesuai
dengan kaidah kata dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
Tabel
1 Kata Baku dan Tidak Baku
Kata
|
|||
Baku
|
Tidak
Baku
|
Baku
|
Tidak
Baku
|
hipotesis
|
hipotesa
|
karier
|
karir
|
paham
|
faham
|
imbau
|
himbau
|
isap
|
hisap
|
utang
|
hutang
|
pascapanen
|
pasca panen
|
ekstrakurikuler
|
ekstra kurikuler
|
supranatural
|
supra natural
|
andal
|
handal
|
analisis
|
analisa
|
lembap
|
lembab
|
apotek
|
apotik
|
nasihat
|
nasehat
|
asas
|
azas
|
november
|
nopember
|
atlet
|
atlit
|
efektivitas
|
efektifitas
|
foto
|
photo
|
fotokopi
|
foto copy,
photo copy,
photo kopi
|
khotbah
|
khutbah
|
kualitas
|
kwalitas, kwalitet
|
ijazah
|
ijasah,
izajah
|
jumat
|
jum’at
|
jadwal
|
jadual
|
kategori
|
katagori
|
2.4.2
Kata
Ilmiah dan Kata Populer
Kata
ilmiah adalah kata yang biasa digunakan di lingkungan ilmuwan dan
dunia pedidikan umumnya. Kata populer adalah kata yang biasa
digunakan di kalangan masyarakat umum.
Contoh :
Kata
Ilmiah
|
Kata
Populer
|
dampak
|
akibat
|
formasi
|
susunan
|
kendala
|
hambatan
|
solusi
|
jalan
keluar
|
kontradiksi
|
berbeda
|
frustasi
|
kecewa
|
pasien
|
orang
sakit
|
volume
|
isi
|
koma
|
sekarat
|
format
|
ukuran
|
final
|
akhir
|
diskriminasi
|
perbedaan
perlakuan
|
prediksi
|
ramalan
|
anarki
|
kekacauan
|
biodata
|
biografi
singkat
|
bibliografi
|
daftar
pustaka
|
Dalam
pembicaraan di depan umum, sebaiknya kita menggunakan kata-kata populer agar
apa yang kita kemukakan dapat dipahami dengan baik dan mudah. Dengan kata
lain, informasi yang kita berikan dapat tersampaikan kepada lawan bicara.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari
uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
:
1.
Diksi adalah pemilihan dan pemakaian
kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna
denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai
pengertian.
2. Aspek
kata terdiri atas dua hal, yaitu aspek bentuk dan makna.
3. Ketepatan
pilihan kata berhubungan dengan kata bermakna denotatif dan konotatif, kata
bersinonim, kata umum dan kata khusus, dan kata yang mengalami perubahan makna.
4. Kesesuaian
kata berhubungan dengan kata baku dan tidak baku, kata ilmiah dan kata populer.
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan :
1. Bagi
mahasiswa agar dapat mengimplikasikan penggunaan diksi atau pilihan kata dengan
tepat.
2. Kepada
para pembaca diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dibia,
I Ketut dan I Putu Mas Dewantara. 2014. Bahasa
Indonesia Keilmuan Cetakan II. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Qkye,
Rezki. 2010. Diksi atau Pilihan Kata :
Pengertian, Syarat-syarat, Gaya Bahasa, dan Idiom. Terdapat
pada : http://rezkiiqkye.blogspot.com/2013/01/makalah-diksi-pemilihan-kata.html.
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Fiza, Hafiza. 2013. Makalah Diksi. Terdapat pada : http://hafsahnasution.blogspot.com
/. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Yolanda, Fidya. 2013. Diksi. Terdapat pada : http://unserebloggie.wordpress.com/2013/05/05/kelompok-5-diksi/.
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Hendryanoor, S. 2012. Bab II Kajian Teori. Terdapat pada : http://eprints.uny.ac.id/8251/3/BAB2-05210144010.pdf.
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
Nasional, AKK. 2012. Diksi/Pilihan Kata. Terdapat pada : http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/10/diksi-pilihan-kata/
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.
ii